Depok, 21 Juni 2024. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D, pada “Pembukaan Forum Indikasi Geografis Nasional, Temu Bisnis, dan Apresiasi Insan Kekayaan Intelektual” yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Rabu (12/6) lalu, di Hotel Shangri-La Jakarta, berpendapat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan intelektual menjadi topik hangat di berbagai pertemuan dan seminar, baik yang diinisiasi oleh pemerintah maupun berbagai lapisan masyarakat. Hal ini karena kekayaan intelektual berpotensi sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.
Menteri Yasonna mengatakan bahwa ekosistem kekayaan intelektual perlu dikembangkan melalui kolaborasi para pemangku kepentingan. Ekosistem tersebut berfokus pada tiga elemen, yakni elemen kreasi (penciptaan karya intelektual), elemen proteksi (perlindungan kekayaan intelektual dan penegakan hukum), serta elemen utilisasi (komersialisasi kekayaan intelektual).
“Penciptaan karya intelektual menjadi sangat penting, keep innovating, keep creating. Kalau berhenti berkreasi, stop progress, stop pertumbuhan. Pada awalnya adalah ide, kemudian dituangkan dalam riset. Riset menghasilkan inovasi baru untuk kepentingan dan kemaslahatan umat manusia, kemudian dikawinkan dengan produksi secara ekonomi. Ini sangat bermanfaat untuk menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Menteri Yasonna.
Dalam upaya mendukung penciptaan produk dalam negeri, Universitas Indonesia (UI) turut berkontribusi melahirkan inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat. Sebagian karya UI ditampilkan dalam Paten Expo 2024 yang menjadi bagian dalam rangkaian acara tersebut. UI melalui Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) menampilkan lima produk yang berlisensi, di antaranya Degastab (UI dan PT Inovasi Material Metalurgi), Implant Wajah (UI dan PT Zenmed), Kapal Baja Tonnage 5GT (UI dan PT Tahop Antar Buana), KODC Dengue (UI dan PT Konimex), serta Ventilator Covent-20 (UI dan CV Bartec Utama Mandiri).
Pada sesi seminar, Kasubdit Science Techno Park dan Inkubator Bisnis DISTP UI, Teguh Iman Santoso, S.T., M.T., memperkenalkan produk UI lainnya, seperti Puvicon Purifier, Kapsul Ekstrak Sambiloto, ERPO VIT, SETHOSOUL Deteksi Psikosis, dan EXALTA Nutrient Power Bar. Ia menyampaikan selama periode 2015–2023, sebanyak 7.736 produk UI telah terdaftar. “Mitra kerja sama komersialisasi UI mencapai 37 industri yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Nilai penjualan produk menunjukkan tren yang positif selama periode 2018–2024 dengan total pendapatan 26,5 milyar rupiah,” kata Teguh.
Di forum yang mempertemukan inventor dan investor tersebut, Teguh memperkenalkan nilai utama inovasi UI, yaitu demand pull, NOT Technology Push. UI menawarkan dua mekanisme penawaran kerja sama pengembangan produk, yakni investor pengembang produk dan non-investor pengembang produk. Kedua mekanisme ini memiliki perbedaan dalam kepemilikan lisensi eksklusif dan pencantuman nama dari pihak mitra dalam dokumen kekayaan intelektual yang hanya diperoleh investor pengembang produk.
Selain produk UI, Paten Expo 2024 menampilkan produk inovasi lainnya yang terdiri atas 40 produk paten, 138 produk indikasi geografis nasional, dan 24 produk indikasi geografis Uni Eropa. DJKI menetapkan tahun 2024 sebagai Tahun Indikasi Geografis. Indikasi geografis adalah tanda yang menjamin keaslian produk dan kualitas uniknya terkait daerah asal tertentu. Hingga awal 2024, sebanyak 144 indikasi geografis terdaftar dan dilindungi. Produk indikasi geografis di Indonesia tersebar mulai dari kopi, rempah, hasil perkebunan dan kelautan, hingga kerajinan tangan yang unik.